• Posted by : Chachacino Senin, 19 September 2016



    source pict : http://kisahmotivasihidup.blogspot.co.id/2013/01/makna-kehidupan.html


     

    Aku kerap berlalu lalang melintasi tangerang-serang menggunakan bus kota. Pikiran ini kerap melayang selama perjalanan sejam itu, tapi hei? Tak hanya pikiran ku yang melayang layang di udara, namun kepulan asap dari beberapa lelaki penghisap puntung itupun ikut melayang.
    Jujur saja, aku sangat terusik akannya, bagaimana tidak? asap yang ditimbulkan itu kerap membuatku dan sebagian orang sesak menghirupnya. Hei. Udara tak hanya tercemar asap pabrik dan asap kendaraan bermotor saja, tapi diperarah dengan asap gulungan tembakau itu
    Bukannya ingin menuding ataupun menyela. Maaf tulisan saya tidak bermaksud menyinggung siapapun. Disini saya hanya ingin mengutarakan keresahan saya selama duduk satu jam lamanya ketika berada di bus kota. Sekali lagi no offense ya.


    Kami, saya dan banyak orang lainnya yang tidak senang menghirup kepulan asap puntung-puntung tembakau itu tak mau ikut mendapat imbas buruk asap itu. Ya, disini kami, terkhusus saya sangat ingin mendapatkan menghirup oksigen yang bersih, walau itu memang tak mungkin karena masih banyak penyebab polusi udara lainnya. Namun tolonglah, setidaknya jangan berbagi asap itu pada kami, jangan berikan penyakit pada kami, jangan nodai paru-paru anak-anak kecil di sekitar kami. Saya pun paham, semua perokok pun mempunyai hak. Tapi apakah kalian tak pernah belajar, bahwa ketika kalian melakukan kegiatan sosialisi, kita diajarkan hal-hal baik seperti menolong orang kesulitan,berramah tamah dan banyak hal baik lainnya yang patut kita lakukan. Dan menghargai kami, para anti asap rokok ini pun merupakan salah satu hal baik lainnya dalam kegiatan sosialisasi itu. Betul tidak? Ya, saya sering sekali menahan nafas ketika asap itu dohembuskan dari mulut mulut penghisap itu, kemudian ketika asap pudar karena habis dihirup orang disekitar, saya pun kembali menarik nafas dalam dalam guna menyimpannya sebagai cadangan tahan nafas selanjutnya. Begitu pun selanjutnya, hingga sepuntung gulungan tembakau itu habis terbakar. 
    To be continued … (kisah kehidupan 2)

    Leave a Reply

    Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

  • Copyright © - Setetes Ilmu

    Setetes Ilmu - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan