Archive for November 2016
Pendidikan
0
. Pengertian Pendidikan
a.
Pendidikan
merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang berfikir
bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka mempertahankan hidup dalam
hidup dan penghidupan manusia yang mengemban tugas dari Sang Kholiq untuk
beribadah. Manusia sebagai mahluk yang
diberikan kelebihan oleh Allah Subhanaha watta’alla dengan suatu bentuk akal
pada diri manusia yang tidak dimiliki mahluk Allah yang lain dalam
kehidupannya, bahwa untuk mengolah akal pikirnya diperlukan suatu pola
pendidikan melalui suatu proses pembelajaran.
b.
Berdasarkan undang-undang Sisdiknas No.20
tahun 2003 Bab I, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
c.
Menurut William F Pendidikan
harus dilihat di dalam cakupan pengertian yang luas. Pendidikan juga bukan
merupakan suatu proses yang netral sehingga terbebas dari nilai-nilai dan
Ideologi.
d.
Kosasih Djahiri (1980 : 3) mengatakan
bahwa Pendidikan adalah merupakan upaya yang terorganisir, berencana dan
berlangsung kontinyu (terus menerus sepanjang hayat) kearah membina
manusia/anak didik menjadi insan paripurna, dewasa dan berbudaya (civilized).
e.
Dalam bahasa Yunani pendidikan
adalah pedagogik, yaitu : ilmu menuntun anak.
f.
Orang Romawi melihat
pendidikan sebagai educare, yaitu mengeluarkan dan menuntun, tindakan
merealisasikan potensi anak yang dibawa waktu dilahirkan di dunia.
g.
Bangsa
Jerman melihat pendidikan sebagai Erziehung yakni : membangkitkan kekuatan
terpendam atau mengaktifkan kekuatan/potensi anak.
h.
Dalam
bahasa Jawa, pendidikan berarti panggulawentah (pengolahan), mengolah,
mengubah kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran, kemauan dan watak, mengubah
kepribadian sang anak.
i.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan
berasal dari kata dasar didik dan kecerdasan pikiran.
Apabila
ditarik secara garis besar dapat di artikan pendidikan ialah proses pengubahan
sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik
masyarakatnya.
Terlepas dari berbagai macam definisi pendidikan yang
diutarakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa pendidikan mengandung
unsur-unsur sebagai berikut:
1. Usaha
Pendidikan mengandung unsur usaha. Hal ini dibutuhkan untuk mencapai sebuah tujuan yang telah direncanakan.
2. Tujuan
Pendidikan harus memiliki sebuah tujuan yang jelas. Hal ini diperlukan untuk terfokusnya sistem pendidikan yang berlangsung.
3. Lingkungan
Pendidikan harus memiliki suatu lingkungan tertentu. Tanpa adanya lingkungan tersebut, maka pendidikan yang berlangsung akan berjalan dengan tidak teratur.
4. Kesengajaan
Pendidikan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sengaja dan sadar.
1. Usaha
Pendidikan mengandung unsur usaha. Hal ini dibutuhkan untuk mencapai sebuah tujuan yang telah direncanakan.
2. Tujuan
Pendidikan harus memiliki sebuah tujuan yang jelas. Hal ini diperlukan untuk terfokusnya sistem pendidikan yang berlangsung.
3. Lingkungan
Pendidikan harus memiliki suatu lingkungan tertentu. Tanpa adanya lingkungan tersebut, maka pendidikan yang berlangsung akan berjalan dengan tidak teratur.
4. Kesengajaan
Pendidikan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sengaja dan sadar.
FUNGSI DAN PERANAN MANUSIA
Peran yang hendaknya dilakukan seorang manusia :
1. Belajar.
2. Mengajarkan ilmu.
3. Membudayakan ilmu
Ilmu yang telah diketahui bukan hanya untuk disampaikan kepada orang lain melainkan dipergunakan untuk dirinya sendiri dahulu agar membudaya.
Manusia terlahir bukan atas kehendak diri sendiri melainkan atas kehendak Tuhan. Manusia mati bukan atas kehendak dirinya sendiri Tuhan yang menentukan saatnya dan caranya. Seluruhnya berada ditangan Tuhan Hukum Tuhan adalah hukum mutlak yang tak dapat dirubah oleh siapapun hukum yang penuh dengan rahasia bagi manusia yang amat terbatas pikirannya.
Pendidikan bagi manusia dapat diartikan sebagai keseluruhan proses pendidikan yang diorganisasikan, mengenai apapun bentuk isi, tingkatan status dan metode apa yang digunakan dalam proses pendidikan tersebut, baik formal maupun non-formal, baik dalam rangka kelanjutan pendidikan di sekolah maupun sebagai pengganti pendidikan di sekolah, di tempat kursus, pelatihan kerja maupun di perguruan tinggi, yang membuat manusia mampu mengembangkan kemampuan, keterampilan, memperkaya khasanah pengetahuan, meningkatkan kualifikasi keteknisannya atau keprofesionalannya dalam upaya mewujudkan kemampuan ganda yakni di suatu sisi mampu mengembangankan pribadi secara utuh dan dapat mewujudkan keikutsertaannya dalam perkembangan sosial budaya, ekonomi, dan teknologi secara bebas, seimbang, dan berkesinambungan.
Peran yang hendaknya dilakukan seorang manusia :
1. Belajar.
2. Mengajarkan ilmu.
3. Membudayakan ilmu
Ilmu yang telah diketahui bukan hanya untuk disampaikan kepada orang lain melainkan dipergunakan untuk dirinya sendiri dahulu agar membudaya.
Manusia terlahir bukan atas kehendak diri sendiri melainkan atas kehendak Tuhan. Manusia mati bukan atas kehendak dirinya sendiri Tuhan yang menentukan saatnya dan caranya. Seluruhnya berada ditangan Tuhan Hukum Tuhan adalah hukum mutlak yang tak dapat dirubah oleh siapapun hukum yang penuh dengan rahasia bagi manusia yang amat terbatas pikirannya.
Pendidikan bagi manusia dapat diartikan sebagai keseluruhan proses pendidikan yang diorganisasikan, mengenai apapun bentuk isi, tingkatan status dan metode apa yang digunakan dalam proses pendidikan tersebut, baik formal maupun non-formal, baik dalam rangka kelanjutan pendidikan di sekolah maupun sebagai pengganti pendidikan di sekolah, di tempat kursus, pelatihan kerja maupun di perguruan tinggi, yang membuat manusia mampu mengembangkan kemampuan, keterampilan, memperkaya khasanah pengetahuan, meningkatkan kualifikasi keteknisannya atau keprofesionalannya dalam upaya mewujudkan kemampuan ganda yakni di suatu sisi mampu mengembangankan pribadi secara utuh dan dapat mewujudkan keikutsertaannya dalam perkembangan sosial budaya, ekonomi, dan teknologi secara bebas, seimbang, dan berkesinambungan.
2. Pengertian Hakikat Pendidikan
a.
Pengertian Hakikat Pendidikan
Hakikat pendidikan itu dapat
dikategorisasikan dalam dua pendapat yaitu: pendekatan epistemologis dan pendekatan ontologi atau metafisik. Kedua
pendekatan tersebut tentunya dapat melahirkan jawaban yang berbeda-beda
mengenai apakah hakikat pendidikan itu. Di dalam pendidikan epistemologis yang menjadi masalah
adalah akar atau kerangka ilmu pendidikan sebagai ilmu. Pendekatan tersebut
mencari makna pendidikan sebagai ilmu yaitu mempunyai objek yang akan merupakan
dasar analisis yang akan membangun ilmu pengetahuan yang disebut ilmu
pendidikan. Dari sudut pandang pendidikan dilihat sebagai sesuatu proses yang
interen dalam konsep manusia. Artinya manusia hanya dapat dimanusiakan melalui
proses pendidikan Dengan demikian hakikat pendidikan adalah sangat ditentukan
oleh nilai-nilai, motivasi dan tujuan dari pendidikan itu sendiri.Maka hakikat
pendidikan dapat dirumuskan sebagi berikut :
1.
Pendidikan
merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan antara
kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidik.
2. Pendidikan merupakan usaha penyiapan
subjek didik menghadapi lingkungan yang
mengalami perubahan yang semakin pesat;
3.
Pendidikan
meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat.
4.
Pendidikan
berlangsung seumur hidup, Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan
prinsip-prinsip ilmu.
Berbagai pendapat mengenai hakikat
pendidikan dapat digolongkan atas dua
kelompok besar yaitu :
• Pendekatan reduksionisme
Pendekatan-pendekatan reduksionisme melihat proses pendidikan peserta didik dan keseluruhan termasuk lembaga-lembaga pendidikan, menampilkan pandangan ontologis maupun metafisis tertentu mengenai hakikat pendidikan. Teori-teori tersebut satu persatu sifatnya mungkin mendalam secara Vertikal namun tidak melebar secara horizontal.
• Pendekatan reduksionisme
Pendekatan-pendekatan reduksionisme melihat proses pendidikan peserta didik dan keseluruhan termasuk lembaga-lembaga pendidikan, menampilkan pandangan ontologis maupun metafisis tertentu mengenai hakikat pendidikan. Teori-teori tersebut satu persatu sifatnya mungkin mendalam secara Vertikal namun tidak melebar secara horizontal.
Peserta
didik, anak manusia, tidak hidup secara terisolasi tetapi dia hidup dan
berkembang di dalam suatu masyarakat tertentu, yang berbudaya, yang mempunyai
visi terhadap kehidupan di masa depan, termasuk kehidupan pasca kehidupan.
• Pendekatan holistik integrative
• Pendekatan Redaksional
Teori-teori / pendekatan redaksional sangat banyak dikemukakan di dalam khazanah ilmu pendidikan. Dalam hal ini akan dibicarakan berbagai pendekatan reduksionaisme sebagai berikut:
1. Pendekatan pedagogis / pedagogisme
Titik tolak dari teori ini ialah anak yang akan di besarkan menjadi manusia dewasa. Pandangan ini apakah berupa pandangan nativisme schopenhouer serta menganut penganutnya yang beranggapan bahwa anak telah mempunyai kemampuan-kemampuan yang dilahirkan dan tinggal di kembangkan saja.
2. Pendekatan Filasofis / religionisme
Anak manusia mempunyai hakikatnya sendiri dan berada dengan hakikat orang dewasa. Oleh sebab itu, proses pendewasaan anak bertitik-tolak dari anak sebagai anak manusia yang mempunyai tingkat-tingkat perkembangan sendiri.
3. Pendekatan religius / religionisme
Pendekatan religius / religionisme dianut oleh pemikir-pemikir yang melihat hakikat manusia sebagai makhluk yang religius. Namun demikian kemajuan ilmu pengetahuan yang sekuler tidak menjawab terhadap kehidupan yang bermoral.
4. Pendekatan psikologis / psikologisme
Pandangan-pandangan pedagogisme seperti yang telah diuraikan telah lebih memacu masuknya psikologi ke dalam bidang ilmu pendidikan hal tersebut telah mempersempit pandangan para pendidik seakan-akan ilmu pendidikan terbatas kepada ilmu mengajar saja.
5. Pendekatan negativis / negativism
Pendidikan ialah menjaga pertumbuhan anak. Dengan demikian pandangan negativisme ini melihat bahwa segala sesuatu seakan-akan telah tersedia di dalam diri anak yang bertumbuh dengan baik apabila tidak dipengaruhi oleh hal-hal yang merugikan pertumbuhan tersebut.
6. Pendekatan sosiologis / sosiologismu
Pandangan sosiologisme cenderung berlawanan arah dengan pedagogisme. Titik-tolak dari pandangan ini ialah prioritas kepada kebutuhan masyarakat dan bukan kepada kebutuhan individu
• Pendekatan holistik integrative
• Pendekatan Redaksional
Teori-teori / pendekatan redaksional sangat banyak dikemukakan di dalam khazanah ilmu pendidikan. Dalam hal ini akan dibicarakan berbagai pendekatan reduksionaisme sebagai berikut:
1. Pendekatan pedagogis / pedagogisme
Titik tolak dari teori ini ialah anak yang akan di besarkan menjadi manusia dewasa. Pandangan ini apakah berupa pandangan nativisme schopenhouer serta menganut penganutnya yang beranggapan bahwa anak telah mempunyai kemampuan-kemampuan yang dilahirkan dan tinggal di kembangkan saja.
2. Pendekatan Filasofis / religionisme
Anak manusia mempunyai hakikatnya sendiri dan berada dengan hakikat orang dewasa. Oleh sebab itu, proses pendewasaan anak bertitik-tolak dari anak sebagai anak manusia yang mempunyai tingkat-tingkat perkembangan sendiri.
3. Pendekatan religius / religionisme
Pendekatan religius / religionisme dianut oleh pemikir-pemikir yang melihat hakikat manusia sebagai makhluk yang religius. Namun demikian kemajuan ilmu pengetahuan yang sekuler tidak menjawab terhadap kehidupan yang bermoral.
4. Pendekatan psikologis / psikologisme
Pandangan-pandangan pedagogisme seperti yang telah diuraikan telah lebih memacu masuknya psikologi ke dalam bidang ilmu pendidikan hal tersebut telah mempersempit pandangan para pendidik seakan-akan ilmu pendidikan terbatas kepada ilmu mengajar saja.
5. Pendekatan negativis / negativism
Pendidikan ialah menjaga pertumbuhan anak. Dengan demikian pandangan negativisme ini melihat bahwa segala sesuatu seakan-akan telah tersedia di dalam diri anak yang bertumbuh dengan baik apabila tidak dipengaruhi oleh hal-hal yang merugikan pertumbuhan tersebut.
6. Pendekatan sosiologis / sosiologismu
Pandangan sosiologisme cenderung berlawanan arah dengan pedagogisme. Titik-tolak dari pandangan ini ialah prioritas kepada kebutuhan masyarakat dan bukan kepada kebutuhan individu
Pendidikan merupakan transfer of
knowledge, transfer of value dan transfer of culture and transfer of religius yang
semoga diarahkan pada upaya untuk memanusiakan manusia. Hakikat proses
pendidikan ini sebagai upaya untuk mengubah perilaku individu atau kelompok
agar memiliki nilai-nilai yang disepakati berdasarkan agama, filsafat,
ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan.
Selain itu hakekat pendidikan juga mengarah pada
asas-asas seperti :
1.
asas/pendekatan
manusiawi/humanistik serta meliputi keseluruhan aspek/potensi anak didik serta
utuh dan bulat (aspek fisik–non fisik : emosi–intelektual ; kognitif–afektif
psikomotor), sedangkan pendekatan humanistik adalah pendekatan dimana anak
didik dihargai sebagai insan manusia yang potensial, (mempunyai kemampuan
kelebihan – kekurangannya dll), diperlukan dengan penuh kasih sayang – hangat –
kekeluargaan – terbuka – objektif dan penuh kejujuran serta dalam suasana
kebebasan tanpa ada tekanan/paksaan apapun juga.
2. Asas
kemerdekaan; Memberikan kemerdekaan kepada anak didik, tetapi bukan kebebasan
yang leluasa, terbuka (semau gue), melainkan kebebasan yang dituntun oleh
kodrat alam, baik dalam kehidupan individu maupun sebagai anggota masyarakat.
3. Asas kodrat
Alam; Pada dasarnya manusia itu sebagai makhluk yang menjadi satu dengan kodrat
alam, tidak dapat lepas dari aturan main (Sunatullah), tiap orang diberi
keleluasaan, dibiarkan, dibimbing untuk berkembang secara wajar menurut
kodratnya.
4. Asas
kebudayaan; Berakar dari kebudayaan bangsa, namun mengikuti kebudyaan luar yang
telah maju sesuai dengan jaman. Kemajuan dunia terus diikuti, namun kebudayaan
sendiri tetap menjadi acauan utama (jati diri).
5. Asas
kebangsaan; Membina kesatuan kebangsaan, perasaan satu dalam suka dan duka,
perjuangan bangsa, dengan tetap menghargai bangsa lain, menciptakan keserasian
dengan bangsa lain.
6. Asas
kemanusiaan; Mendidik anak menjadi manusia yang manusiawi sesuai dengan
kodratnya sebagai makhluk Tuhan.
Jadi pada intinya, Hakikat Pendidikan: mendidik manusia menjadi manusia sehinggah
hakekat atau inti dari pendidikan tidak akan terlepas dari hakekat manusia,
sebab urusan utama pendidikan adalah manusia. Wawasan yang dianut oleh pendidik
tentang manusia akan mempengaruhi strategi atau metode yang digunakan dalam
melaksanakan tugasnya, disamping konsep pendidikan yang dianut.
Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan
prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan manusia
seutuhnya. Pada dasarnya pendidikan harus dilihat sebagai proses dan sekaligus
sebagai tujuan. Artinya proses pendidikan mempunyai visi yang jelas. Individu
menjadi manusia karena proses belajar atau proses interaksi manusiawi dengan
manusia lain. Ini mengandung arti bahwa proses interaksi dalam kehidupan social
menjadi salah satu panutan atau komponen pembentuk hakekat pendidikan yang
dimengerti sebagai memanusiakan manusia, atau
bagaiamana mengiringi manusia dalam proses pencarian ilmu pengetahuan untuk
bergerak dari ketidaktahuaan menjadi paham dan yakin akan sesuatu yang di
telaah/dipelajarinya, mengembangkan potensi lahirianya dan spiritual manusia
sehingga yang tercipta dari proses pendidikan tersebut adalah manusia yang
mampu mengembangkan potensi diri menjadi insan yang cerdas intelegensi dan
spiritualnya yang mampu menghasilkan (produktif) bukan hanya mampu
memakai/menghabiskan (komsumtif), membimbing akhlak manusia menjadi insan yang
mampu mengaaplikasikan ilmu pengetahuannya untuk kemaslahatan/keselamatan
pribdi dan umat lainnya.
b.
Hakikat Pendidikan menurut Islam
Pendidikan secara semantik menunjukkan pada
suatu kegiatan atau proses yang berhubungan dengan pembinaan yang dilakukan
seseorang kepada orang lain . Pengertian tersebut belum menunjukkan adanya
program, sistem, dan metoda yang lazimnya digunakan dalam melakukan pendidikan
atau pengajaran. Ada 3 pengerian hakikat pendidikan di dalam islam yaitu:
1. Ta”lim : Pembinaan/Pengarahan
(Ilmu Pengetahuan)
2.
Tarbiyah : Pengajaran
3.
Ta”dib : Pembinaan/Pengarahan
(moral dan esetika)
Pendidikan
menurut islam adalah keseluruhan pengertian yang terkandung didalam ketiga
istilah tersebut. Namun demikian, ketiga istilah tersebut sebenarnya memberi
kesan bahwa antara satu dan yang lainnya berbeda. Beda istilah ta‟lim mengesankan
memberikan proses pemberian bekal pengetahuan. Sedangkan istilah tarbiyah,
mengesankan proses pembinaan dan pengarahan bagi pembentukan kepribadian dan
sikap mental.sementara istilah ta‟dib mengesankan proses pembinaan dan
pengarahan bagi pembentukan kepribadian dan sikap mental, sedangkan sitilah ta‟dib
mengesankan proses pembinaan terhadap sikap moral dan estetika dalam
kehidupan yang lebih mengacu pada peningkatan martabat manusia.
3 . Tujuan Hakikat Pendidikan
Oleh karena itu tepat sekali
dikatakan pada dassarnya pendidikan mempunyai dua tujuan besar yakni
mengembangkan individu dan masyarakat yang “ smart and good” (Lickona 1992 :
6). Konsepsi tujuan tersebut mengandung arti bahwa tujuan pendidikan tidak lain
adalah mengembangkan individu dan masyarakat agar cerdas (smart) dan baik (good).
Secara elaboratif tujuan ini
oleh bloom dkk (1962) dirinci menjadi tujuan pengembangan kognitif, afektif,
dan psikomotorik, yakni pengembangan pengetahuan dan pengertian, nilai dan
sikap, dan keterampilan psikomotorik.
Pasal 1 butir 1 UU Sidikan 20/2003,
ditegaskan bahwa pendidikan adalah usaha dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
penendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam pasal 3 dikemukakan bahwa
Pendidikan Nasional berfungsimengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
4 . Pendidikan Sepanjang Hayat
Manusia
adalah makhluk yang tumbuh dan berkembang.Ia ingin mencapai suatu
kehidupan yang optimal. Selama manusia berusaha untuk meningkatkan
kehidupannya, baik dalam
meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, kepribadian, maupun
keterampilannya,secara sadar atau tidak sadar,maka selama itulah pendidikan
masih berjalan terus.
Pendidikan
sepanjang hayat merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang
hidup dalam dunia transformasi,dan di dalam masyarakat yang saling mempengaruhi
seperti saat zaman globalisasi sekarang ini.Setiap manusia dituntut untuk
menyesuaikan dirinya secara terus menerus dengan situasi baru.Pendidikan
sepanjang hayat merupakan jawaban terhadap kritik-kkritik yang dilontarkan pada sekolah.Sistem sekolah secara
tradisional mengalami kesukaran dalam menyesuaikan diri dengan perubahan
kehidupan yang sangat cepat dalam abad terakhir ini dan tidak dapat memenuhi
kebutuhan hidup-kebutuhan hidup atau tuntunan manusia yang makin
meningkat.Pendidikan di sekolah hanya terbatas pada tingkat pendidikan dari
sejak kanka-kanak sampai dewasa,tidak akan memenuhi persyaratan-persyaratan
yang dibutuhkan dunia yang berkembang pesat.Dunia yang selalu berubah ini
membutuhkan suatu sistem yang fleksibel.Pendidikan harus tetap bergerak dan
mengenal inovasi secara terus menerus.
Bentuk
pendidikan ini menekankan pada pemerolehan pengetahuan dan keterampilan khusus
serta praktis yang secara langsung bermanfaat dalam kehidupan di
masyarakat.Philip H.Coombs(Uyoh Sadulloh ,1994:65),mengemukakan beberapa bentuk
pendidikan di masyarakat antara lain:
a.Program persamaan bagi mereka yang tidak pernah bersekolah atau putus
sekolah b.Program pemberantasan
buta huruf
c.Penitipan bayi dan penitipan anak pra sekolah
d.Kelompok pemuda tanie.Perkumpulan olahraga dan rekreasi
f.Kursus-kursus keterampilan
Terjadinya suatu perubahan pandangan pendidikan ke arah
Pendidikan Sepanjang Hayat (PSH),karena:
a.Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat dilandasi alasan bahwa:
1. Program
persamaan bagi mereka yang tidak pernah bersekolah atau putus sekolah
2.Program pemberantasan
3.Penitipan bayi dan penitipan anak
pra sekolah
4.Kelompok pemuda tani
5.Perkumpulan
olah raga dan rekreasi
6.kursus-kursus keterampilan
Terjadinya suatu perubahan pandangan
pendidikan kearah Pendidikan Sepanjang Hayat (PSH),karena :
a.Konsep
Pendidikan Sepanjang Hayat dilandasi alasan bahwa :
1.Semakin
banyaknya keluaran dari system persekolahan (system pendidikan formal)yang ingin melanjutkan pendidikan ,
2.Cepatnya
perkembangan pengetahuan baru meningkatnya kebutuhan pendidikan yang sesuai
dengan kebutuhan dan tuntunan masan.
b.Pendidikan
Sepanjang Masa di pandang sebagai hal yang melatar belakangi kebutuhan system
pendidikan secara keseluruhan yang dapat
merespon kebutuhan dan tujuan dasar bidang sosial ekonomi,politik dan
kebudayaan.
c.Banyaknya
hasil penelitian tentang sekolah yang antara lain menyatakan “Bahwa system
pendidikan dewasa ini tidak sesuai sebagaimana yang diharapkan”.
d.Peningkatan
kuantitas dan kualitas sekolah tidak membantu memecahkan pemenuhan kebutuhan hidup ,dan perbaikan system sekolah hanya
menguntungkan mereka yang sudah mendapat kesempatan sekolah,sedang di luarnya
masih banyak berjuta-juta anak yang menunggu
kesempatan
ini.Dalam rangka ini fungsi guru adalah membantu anak untuk mengetahui sesuatu
yang ada dalam dirinya.
e.Keterbatasan
system persekolahan yang telah mempaketkan atau membakukan sehingga para siswa
menerima pengetahuan dengan keahlian yang telah terpilihkan dan dengan resiko
dapat digunakan/tidak setelah akhir studinya.Di sisi lain system
persekolahan,mengharuskan siswa berada di dalam bentuk menyeluruh dan keahlian
yang sejenis sehingga terasing dari pengetahuan dan keahlian lain.
Konsep
/teori Pendidikan Belajar Sepanjang Hayat sehingga berbeda dengan dimensi
pendidikan sekolah adalah sbb:
Asas pendidikan seumur hidup itu
merumuskan suatu asas bahwa pendidikan merupakan suatu proses kontinyu ,yang
bermula sejak seseorang dilahirkan hingga meninggal,Proses pendidikan ini tidak
hanya terbatas pada bangku sekolah ,tetapi juga mencakup bentuk-bentuk belajar
secara informal baik yang berlangsung dalam keluarga ,dalam pekerjaan dan dalam
kehidupan bermasyarakat.inilah yang membedakan konsep Pendidikan Seumur Hidup
sehingga berbeda dengan pendidikan sekolah .Implikasi bag pengembangan
pendidikan sekolah dan pendidikan yang di masyarakat adalah sebagai berikut
.Implikasi di artikan sebagai akibat langsung
atau konsekuensi dari suatu keputusan ,tentang pelaksanaan pendidikan
seumur hidup.
Oleh karena itu ada beberapa hal yang
perlu dihidupkan dalam proses pengembangan pendidikan sekolah (belajar
mengajar) yakni :
1.Perkembangan
peserta didik,yaitu salah satu nilai mendasar dalam menumbuhkan perkembangan
diri anak adalah rasa keperayaan diri.
2.Kemandirian
anak,yaitu kemampuan anak untuk menentukan diri,pendapat maupun penlaian atas
diri dan realitas sosial harus dihargai
3.Vitalis
model hubungan demokrasi,yaitu yang diberlakukan dalam proses belajar mengajar
bukan sikap otoriter ,yang menempatkan guru sebagai lawan dari guru,melainkan
sikap partisipatif dan kooperatif.
4.Vitalisasi
jiwa eksploratif,dalam kerangka ini ,jiwa eksploratif sangatlah penting
mendapat ruang gerak .Daya kritis anak,semangat mencari,menyelidiki dan
meneliti perlu di tumbuhkan .Hal inilah sebagai basis lahirnya kreativitas
5.Kebebasan.ada
dua hal mengapa kebebasan di pelukan ,pertama:kebebasan merupakan hak asasi
manusia yang mendasar ,artinya hak untuk bicara ,berkreasi merupakan bagian
dari hak asasi manusia ,kedua :kebebasan merupakan syarat untuk
perkembangan.Anak-anak yang selalu di kekang dengan sikap otoriter tidakmungkin
akan bisa berkembang secara kritis,apalagi mampu berkreasi ,selain memiliki
ketergantungan yang mutlak ‘
6.Menghidupkan
pengalaman anak pengalaman anak harus diperhatikan karena anak didik akan lebih
tertarik dan mengikutkan hatinyadalam kegiatan belajar kalau apa yang di termanya
terkait dengan dunia nyata.
7,Keseimbangan
pengembangan aspek personal dan sosial ;keseimbangan individualitas dan sosial
akan melatih peserta didik untuk mampu bekerjasa dalam masyarakat,dan anak akan
lebih terlatih untu k mampu membiasakan diri hidup dalam kompetisi yang sehat
dengan semangat solider an saling menghargai .
8.Kecerdasan
emosional dan spiritual:kecerdasan anak perlu ditumbuh kembangkan dalam
pembelajaran .Ini justru sangat penting karena kecerdasan emosi memungkinkan
peserta didik mampu menumbuhkan sikap empati dan kepedulian ,kejujuran
,tenggang rasa ,pengertian dan integritas diri serta keterampilan sosial yang
merupakan landasan bagi tumbuhnya kesadaran moral anak.
Kalau kita mendengar kalimat
sepanjang hayat artinya tidak akan pernah punah, atau tidak akan pernah pudar
sepanjang waktu kecuali suatu zat, benuk itu mati. Begitu halnya juga dengan pendidikan, pendidikan tidak akan pernah punah atau
pudar, bahkan terkadang ilmu atau materi yang didapat dari pendidikan biasanya
bertambah dari zaman ke zaman seiring dengan kemajuaan teknologi. Mengapa
pendidikan itu dapat dikatakan harta yang paling berharga sepanjang hayat?,
karena pendidikan inilah yang akan anda ajarkan kepada setiap generasi masa
depan anda, bahkan ilmu yang anda dapatkan di waktu dulu mungkin dapat berbeda atau terjadi penambahan ilmu dengan
generasi anda dimasa depan.
Kalau
kita ingin mendalami suatu ilmu atau suatu pendidikan maka sampai anda mati pun
masih ada ilmu yang anda belum temui atau anda belum ketahui, bahkan ilmu atau
suatu pendidikan dapat membawa kita kea rah yang lebih baik untuk masa depan
kita dan masa depan generasi kita kelak nanti. Apalagi dizaman globalisasi ini
orang yang tidak berpendidikan atau berilmu masih saja terus dipandang rendah
dan ditertawakan, bagaimana orang yang hidup dimasa depan nanti?, sekarang anda
dapat membayangkan 50 tahun kedepan atau beberapa ahun ke depan nasib anda
apabila anda tidak berpendidikan. Janganlah kita jauh-jauh memberi
contoh dilingkungan anda saja, mungkin anda berpendapa bahwa pendidikan itu
tidak bermanfaat, tapi kelak anda butuhkan untuk masa depan anda, contoh kecil
dilingkungan keluarga :
Ibu yang tidak mengeyam pendidikan dimasa lalunya,
dapat diperbudak atau dapa dibohongi oleh anaknya sendiri dalam masalah biaya
atau pembayaran disekolah, yang tadinya pembayaran disekolah hanya Rp. 150.000
, anaknya minta ke ibunya Rp. 200.000, kalau ibu yang dapa mengerti atau
memiliki pendidikan maka seorang ibu itu akan mengecek nya kesekolah, itu hanya
contoh kecil di keluarga, bagaimana dengan di lingkungan luar, yakin dan
percaya anda hanya dapat diam saat anda dihadapkan suatu masalah apabila anda
tidak memiliki ilmu atau anda tidak berpendidikan maka itulah diperlukan adanya
pendidikan, dan pendidikan iu digunakan sepanjang hayat kita.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Dari materi diatas dapat disimpulkan
bahwa Hakikat Pendidikan adalah
1.
Pendidikan merupakan
proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan antara kedaulatan subjek
didik dengan kewibawaan pendidik.
2. Pendidikan merupakan usaha penyiapan
subjek didik menghadapi lingkungan yang
mengalami perubahan yang semakin pesat;
3.
Pendidikan
meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat.
4.
Pendidikan
berlangsung seumur hidup, Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan
prinsip-prinsip ilmu.
Pendidikan
sangat bermanfaat dikehidupan selanjutnya karena pendidikan dapat mengangakat
harkat dan martabat seseorang, dan pendidikan tidak akan pernah pudar.
2.
Saran/Kritik
1.
Sebaiknya
kita tidak hanya mendengar kata pendidikan, tapi kita harus mengetahui apa arti
sebenarnya dari pendidikan, dan apa yang dimaksud dengan pendidikan.
2.
Sebaiknya
kita harus mengejar pendidikan, atau mempelajari suatu ilmu, karena pendidikan
digunakan sepanjang hayat.
DAFTAR PUSTAKA
hhtp://ian43.wordpress.com/2010/10/18/hakikat-fungsi-dan-tujuan-pendidikan
kewarganegaraan-di-sd/
http://www.scribd.com/doc/39855518/Makalah -Pedidikan -Sepanjang- Hayat
By : Chachacino