• Posted by : Chachacino Selasa, 15 November 2016



    .     Pengertian Pendidikan

    a.        Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang berfikir bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka mempertahankan hidup dalam hidup dan penghidupan manusia yang mengemban tugas dari Sang Kholiq untuk beribadah.  Manusia sebagai mahluk yang diberikan kelebihan oleh Allah Subhanaha watta’alla dengan suatu bentuk akal pada diri manusia yang tidak dimiliki mahluk Allah yang lain dalam kehidupannya, bahwa untuk mengolah akal pikirnya diperlukan suatu pola pendidikan melalui suatu proses pembelajaran.
    b.       Berdasarkan undang-undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 Bab I, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
    c.       Menurut William F Pendidikan harus dilihat di dalam cakupan pengertian yang luas. Pendidikan juga bukan merupakan suatu proses yang netral sehingga terbebas dari nilai-nilai dan Ideologi.
    d.      Kosasih Djahiri (1980 : 3) mengatakan bahwa Pendidikan adalah merupakan upaya yang terorganisir, berencana dan berlangsung kontinyu (terus menerus sepanjang hayat) kearah membina manusia/anak didik menjadi insan paripurna, dewasa dan berbudaya (civilized).
    e.       Dalam bahasa Yunani pendidikan adalah pedagogik, yaitu : ilmu menuntun anak.
    f.       Orang Romawi melihat pendidikan sebagai educare, yaitu mengeluarkan dan menuntun, tindakan merealisasikan potensi anak yang dibawa waktu dilahirkan di dunia.
    g.       Bangsa Jerman melihat pendidikan sebagai Erziehung yakni : membangkitkan kekuatan terpendam atau mengaktifkan kekuatan/potensi anak.
    h.       Dalam bahasa Jawa, pendidikan berarti panggulawentah (pengolahan), mengolah, mengubah kejiwaan, mematangkan perasaan, pikiran, kemauan dan watak, mengubah kepribadian sang anak.
    i.        Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan berasal dari kata dasar didik dan kecerdasan  pikiran.

          Apabila ditarik secara garis besar dapat di artikan pendidikan ialah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perbuatan, cara mendidik masyarakatnya.

    Terlepas dari berbagai macam definisi pendidikan yang diutarakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa pendidikan mengandung unsur-unsur sebagai berikut:
    1.    Usaha
    Pendidikan mengandung unsur usaha. Hal ini dibutuhkan untuk mencapai sebuah tujuan yang telah direncanakan.
    2.    Tujuan
    Pendidikan harus memiliki sebuah tujuan yang jelas. Hal ini diperlukan untuk terfokusnya sistem pendidikan yang berlangsung.
    3.    Lingkungan
    Pendidikan harus memiliki suatu lingkungan tertentu. Tanpa adanya lingkungan tersebut, maka pendidikan yang berlangsung akan berjalan dengan tidak teratur.
    4.    Kesengajaan
    Pendidikan adalah suatu kegiatan yang dilakukan secara sengaja dan sadar.
                FUNGSI DAN PERANAN MANUSIA
    Peran yang hendaknya dilakukan seorang manusia :
    1. Belajar.
    2. Mengajarkan ilmu.
    3. Membudayakan ilmu
    Ilmu yang telah diketahui bukan hanya untuk disampaikan kepada orang lain melainkan dipergunakan untuk dirinya sendiri dahulu agar membudaya.

    Manusia terlahir bukan atas kehendak diri sendiri melainkan atas kehendak Tuhan. Manusia mati bukan atas kehendak dirinya sendiri Tuhan yang menentukan saatnya dan caranya. Seluruhnya berada ditangan Tuhan Hukum Tuhan adalah hukum mutlak yang tak dapat dirubah oleh siapapun hukum yang penuh dengan rahasia bagi manusia yang amat terbatas pikirannya.
    Pendidikan bagi manusia dapat diartikan sebagai keseluruhan proses pendidikan yang diorganisasikan, mengenai apapun bentuk isi, tingkatan status dan metode apa yang digunakan dalam proses pendidikan tersebut, baik formal maupun non-formal, baik dalam rangka kelanjutan pendidikan di sekolah maupun sebagai pengganti pendidikan di sekolah, di tempat kursus, pelatihan kerja maupun di perguruan tinggi, yang membuat manusia mampu mengembangkan kemampuan, keterampilan, memperkaya khasanah pengetahuan, meningkatkan kualifikasi keteknisannya atau keprofesionalannya dalam upaya mewujudkan kemampuan ganda yakni di suatu sisi mampu mengembangankan pribadi secara utuh dan dapat mewujudkan keikutsertaannya dalam perkembangan sosial budaya, ekonomi, dan teknologi secara bebas, seimbang, dan berkesinambungan.
    2.     Pengertian Hakikat Pendidikan
    a.     Pengertian Hakikat Pendidikan
    Hakikat pendidikan itu dapat dikategorisasikan dalam dua pendapat yaitu: pendekatan epistemologis dan pendekatan ontologi atau metafisik. Kedua pendekatan tersebut tentunya dapat melahirkan jawaban yang berbeda-beda mengenai apakah hakikat pendidikan itu. Di dalam pendidikan epistemologis yang menjadi masalah adalah akar atau kerangka ilmu pendidikan sebagai ilmu. Pendekatan tersebut mencari makna pendidikan sebagai ilmu yaitu mempunyai objek yang akan merupakan dasar analisis yang akan membangun ilmu pengetahuan yang disebut ilmu pendidikan. Dari sudut pandang pendidikan dilihat sebagai sesuatu proses yang interen dalam konsep manusia. Artinya manusia hanya dapat dimanusiakan melalui proses pendidikan Dengan demikian hakikat pendidikan adalah sangat ditentukan oleh nilai-nilai, motivasi dan tujuan dari pendidikan itu sendiri.Maka hakikat pendidikan dapat dirumuskan sebagi berikut :
    1.      Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidik.
    2.       Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan yang   mengalami perubahan yang semakin pesat;
    3.      Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat.
    4.       Pendidikan berlangsung seumur hidup, Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu.
          Berbagai pendapat mengenai hakikat pendidikan dapat digolongkan atas dua            kelompok besar yaitu :
                 Pendekatan reduksionisme
    Pendekatan-pendekatan reduksionisme melihat proses pendidikan peserta didik dan keseluruhan termasuk lembaga-lembaga pendidikan, menampilkan pandangan ontologis maupun metafisis tertentu mengenai hakikat pendidikan. Teori-teori tersebut satu persatu sifatnya mungkin mendalam secara Vertikal namun tidak melebar secara horizontal.
    Peserta didik, anak manusia, tidak hidup secara terisolasi tetapi dia hidup dan berkembang di dalam suatu masyarakat tertentu, yang berbudaya, yang mempunyai visi terhadap kehidupan di masa depan, termasuk kehidupan pasca kehidupan.
                  • Pendekatan holistik integrative
                  • Pendekatan Redaksional
                         Teori-teori / pendekatan redaksional sangat banyak dikemukakan   di dalam khazanah ilmu pendidikan. Dalam hal ini akan dibicarakan berbagai pendekatan reduksionaisme sebagai berikut:
    1. Pendekatan pedagogis / pedagogisme
    Titik tolak dari teori ini ialah anak yang akan di besarkan menjadi manusia dewasa. Pandangan ini apakah berupa pandangan nativisme schopenhouer serta menganut penganutnya yang beranggapan bahwa anak telah mempunyai kemampuan-kemampuan yang dilahirkan dan tinggal di kembangkan saja.
    2. Pendekatan Filasofis / religionisme
    Anak manusia mempunyai hakikatnya sendiri dan berada dengan hakikat orang dewasa. Oleh sebab itu, proses pendewasaan anak bertitik-tolak dari anak sebagai anak manusia yang mempunyai tingkat-tingkat perkembangan sendiri.
    3. Pendekatan religius / religionisme
    Pendekatan religius / religionisme dianut oleh pemikir-pemikir yang melihat hakikat manusia sebagai makhluk yang religius. Namun demikian kemajuan ilmu pengetahuan yang sekuler tidak menjawab terhadap kehidupan yang bermoral.
    4. Pendekatan psikologis / psikologisme
    Pandangan-pandangan pedagogisme seperti yang telah diuraikan telah lebih memacu masuknya psikologi ke dalam bidang ilmu pendidikan hal tersebut telah mempersempit pandangan para pendidik seakan-akan ilmu pendidikan terbatas kepada ilmu mengajar saja.
    5. Pendekatan negativis / negativism
    Pendidikan ialah menjaga pertumbuhan anak. Dengan demikian pandangan negativisme ini melihat bahwa segala sesuatu seakan-akan telah tersedia di dalam diri anak yang bertumbuh dengan baik apabila tidak dipengaruhi oleh hal-hal yang merugikan pertumbuhan tersebut.
    6. Pendekatan sosiologis / sosiologismu
    Pandangan sosiologisme cenderung berlawanan arah dengan pedagogisme. Titik-tolak dari pandangan ini ialah prioritas kepada kebutuhan masyarakat dan bukan kepada kebutuhan individu
    Pendidikan merupakan transfer of knowledge, transfer of value dan transfer of culture and transfer of religius yang semoga diarahkan pada upaya untuk memanusiakan manusia. Hakikat proses pendidikan ini sebagai upaya untuk mengubah perilaku individu atau kelompok agar memiliki nilai-nilai yang disepakati berdasarkan agama, filsafat, ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan.
    Selain itu  hakekat pendidikan juga mengarah pada asas-asas seperti :
    1.      asas/pendekatan manusiawi/humanistik serta meliputi keseluruhan aspek/potensi anak didik serta utuh dan bulat (aspek fisik–non fisik : emosi–intelektual ; kognitif–afektif psikomotor), sedangkan pendekatan humanistik adalah pendekatan dimana anak didik dihargai sebagai insan manusia yang potensial, (mempunyai kemampuan kelebihan – kekurangannya dll), diperlukan dengan penuh kasih sayang – hangat – kekeluargaan – terbuka – objektif dan penuh kejujuran serta dalam suasana kebebasan tanpa ada tekanan/paksaan apapun juga.
    2.      Asas kemerdekaan; Memberikan kemerdekaan kepada anak didik, tetapi bukan kebebasan yang leluasa, terbuka (semau gue), melainkan kebebasan yang dituntun oleh kodrat alam, baik dalam kehidupan individu maupun sebagai anggota masyarakat.
    3.      Asas kodrat Alam; Pada dasarnya manusia itu sebagai makhluk yang menjadi satu dengan kodrat alam, tidak dapat lepas dari aturan main (Sunatullah), tiap orang diberi keleluasaan, dibiarkan, dibimbing untuk berkembang secara wajar menurut kodratnya.
    4.      Asas kebudayaan; Berakar dari kebudayaan bangsa, namun mengikuti kebudyaan luar yang telah maju sesuai dengan jaman. Kemajuan dunia terus diikuti, namun kebudayaan sendiri tetap menjadi acauan utama (jati diri).
    5.      Asas kebangsaan; Membina kesatuan kebangsaan, perasaan satu dalam suka dan duka, perjuangan bangsa, dengan tetap menghargai bangsa lain, menciptakan keserasian dengan bangsa lain.
    6.      Asas kemanusiaan; Mendidik anak menjadi manusia yang manusiawi sesuai dengan kodratnya sebagai makhluk Tuhan.
    Jadi pada intinya, Hakikat Pendidikan:  mendidik manusia menjadi manusia sehinggah hakekat atau inti dari pendidikan tidak akan terlepas dari hakekat manusia, sebab urusan utama pendidikan adalah manusia. Wawasan yang dianut oleh pendidik tentang manusia akan mempengaruhi strategi atau metode yang digunakan dalam melaksanakan tugasnya, disamping konsep pendidikan yang dianut.
    Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu pengetahuan dan teknologi bagi pembentukan manusia seutuhnya. Pada dasarnya pendidikan harus dilihat sebagai proses dan sekaligus sebagai tujuan. Artinya proses pendidikan mempunyai visi yang jelas. Individu menjadi manusia karena proses belajar atau proses interaksi manusiawi dengan manusia lain. Ini mengandung arti bahwa proses interaksi dalam kehidupan social menjadi salah satu panutan atau komponen pembentuk hakekat pendidikan yang dimengerti sebagai memanusiakan manusia, atau bagaiamana mengiringi manusia dalam proses pencarian ilmu pengetahuan untuk bergerak dari ketidaktahuaan menjadi paham dan yakin akan sesuatu yang di telaah/dipelajarinya, mengembangkan potensi lahirianya dan spiritual manusia sehingga yang tercipta dari proses pendidikan tersebut adalah manusia yang mampu mengembangkan potensi diri menjadi insan yang cerdas intelegensi dan spiritualnya yang mampu menghasilkan (produktif) bukan hanya mampu memakai/menghabiskan (komsumtif), membimbing akhlak manusia menjadi insan yang mampu mengaaplikasikan ilmu pengetahuannya untuk kemaslahatan/keselamatan pribdi dan umat lainnya.
    b.    Hakikat Pendidikan menurut Islam
    Pendidikan secara semantik menunjukkan pada suatu kegiatan atau proses yang berhubungan dengan pembinaan yang dilakukan seseorang kepada orang lain . Pengertian tersebut belum menunjukkan adanya program, sistem, dan metoda yang lazimnya digunakan dalam melakukan pendidikan atau pengajaran. Ada 3 pengerian hakikat pendidikan di dalam islam yaitu:
    1.      Ta”lim : Pembinaan/Pengarahan (Ilmu Pengetahuan)
    2.      Tarbiyah : Pengajaran
    3.      Ta”dib : Pembinaan/Pengarahan (moral dan esetika)
    Pendidikan menurut islam adalah keseluruhan pengertian yang terkandung didalam ketiga istilah tersebut. Namun demikian, ketiga istilah tersebut sebenarnya memberi kesan bahwa antara satu dan yang lainnya berbeda. Beda istilah ta‟lim mengesankan memberikan proses pemberian bekal pengetahuan. Sedangkan istilah tarbiyah, mengesankan proses pembinaan dan pengarahan bagi pembentukan kepribadian dan sikap mental.sementara istilah ta‟dib mengesankan proses pembinaan dan pengarahan bagi pembentukan kepribadian dan sikap mental, sedangkan sitilah ta‟dib mengesankan proses pembinaan terhadap sikap moral dan estetika dalam kehidupan yang lebih mengacu pada peningkatan martabat manusia.
    3 . Tujuan Hakikat Pendidikan
              Oleh karena itu tepat sekali dikatakan pada dassarnya pendidikan mempunyai dua tujuan besar yakni mengembangkan individu dan masyarakat yang “ smart and good” (Lickona 1992 : 6). Konsepsi tujuan tersebut mengandung arti bahwa tujuan pendidikan tidak lain adalah mengembangkan individu dan masyarakat agar cerdas (smart) dan baik (good).
    Secara elaboratif  tujuan ini oleh bloom dkk (1962) dirinci menjadi tujuan pengembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik, yakni pengembangan pengetahuan dan pengertian, nilai dan sikap, dan keterampilan psikomotorik.
    Pasal 1 butir 1 UU Sidikan 20/2003, ditegaskan bahwa pendidikan adalah usaha dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif  mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, penendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
    Dalam pasal 3 dikemukakan bahwa Pendidikan Nasional berfungsimengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

    4 . Pendidikan Sepanjang Hayat
                       Manusia  adalah makhluk yang tumbuh dan berkembang.Ia ingin mencapai suatu kehidupan yang optimal. Selama manusia berusaha untuk meningkatkan kehidupannya,               baik dalam meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, kepribadian, maupun keterampilannya,secara sadar atau tidak sadar,maka selama itulah pendidikan masih berjalan terus.
          Pendidikan sepanjang hayat merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia transformasi,dan di dalam masyarakat yang saling mempengaruhi seperti saat zaman globalisasi sekarang ini.Setiap manusia dituntut untuk menyesuaikan dirinya secara terus menerus dengan situasi baru.Pendidikan sepanjang hayat merupakan jawaban terhadap kritik-kkritik yang dilontarkan  pada sekolah.Sistem sekolah secara tradisional mengalami kesukaran dalam menyesuaikan diri dengan perubahan kehidupan yang sangat cepat dalam abad terakhir ini dan tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup-kebutuhan hidup atau tuntunan manusia yang makin meningkat.Pendidikan di sekolah hanya terbatas pada tingkat pendidikan dari sejak kanka-kanak sampai dewasa,tidak akan memenuhi persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan dunia yang berkembang pesat.Dunia yang selalu berubah ini membutuhkan suatu sistem yang fleksibel.Pendidikan harus tetap bergerak dan mengenal inovasi secara terus menerus.
           Bentuk pendidikan ini menekankan pada pemerolehan pengetahuan dan keterampilan khusus serta praktis yang secara langsung bermanfaat dalam kehidupan di masyarakat.Philip H.Coombs(Uyoh Sadulloh ,1994:65),mengemukakan beberapa bentuk pendidikan di masyarakat  antara lain:
    a.Program  persamaan bagi mereka  yang tidak pernah bersekolah atau putus sekolah                 b.Program pemberantasan buta huruf                                                                                                 c.Penitipan bayi dan penitipan anak pra sekolah                                                                            d.Kelompok pemuda tanie.Perkumpulan olahraga dan rekreasi                                                               f.Kursus-kursus keterampilan
           Terjadinya suatu perubahan pandangan pendidikan ke arah Pendidikan Sepanjang Hayat (PSH),karena:                                                                                                                                                             a.Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat dilandasi alasan bahwa:                                                                                                              1. Program persamaan bagi mereka yang tidak pernah bersekolah atau putus sekolah
    2.Program pemberantasan                                                                                               3.Penitipan bayi dan penitipan anak pra sekolah                        
    4.Kelompok pemuda tani                                                                                                      5.Perkumpulan olah raga dan rekreasi                                          
     6.kursus-kursus keterampilan
           Terjadinya suatu perubahan pandangan pendidikan kearah Pendidikan Sepanjang Hayat (PSH),karena :
    a.Konsep Pendidikan Sepanjang Hayat dilandasi alasan bahwa :
    1.Semakin banyaknya keluaran dari system persekolahan (system pendidikan        formal)yang ingin melanjutkan pendidikan ,
    2.Cepatnya perkembangan pengetahuan baru meningkatnya kebutuhan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntunan masan.
    b.Pendidikan Sepanjang Masa di pandang sebagai hal yang melatar belakangi kebutuhan system pendidikan  secara keseluruhan yang dapat merespon kebutuhan dan tujuan dasar bidang sosial ekonomi,politik dan kebudayaan.
    c.Banyaknya hasil penelitian tentang sekolah yang antara lain menyatakan “Bahwa system pendidikan dewasa ini tidak sesuai sebagaimana yang diharapkan”.
    d.Peningkatan kuantitas dan kualitas sekolah tidak membantu memecahkan pemenuhan kebutuhan  hidup ,dan perbaikan system sekolah hanya menguntungkan mereka yang sudah mendapat kesempatan sekolah,sedang di luarnya masih banyak berjuta-juta anak yang menunggu
    kesempatan ini.Dalam rangka ini fungsi guru adalah membantu anak untuk mengetahui sesuatu yang ada dalam dirinya.
    e.Keterbatasan system persekolahan yang telah mempaketkan atau membakukan sehingga para siswa menerima pengetahuan dengan keahlian yang telah terpilihkan dan dengan resiko dapat digunakan/tidak setelah akhir studinya.Di sisi lain system persekolahan,mengharuskan siswa berada di dalam bentuk menyeluruh dan keahlian yang sejenis sehingga terasing dari pengetahuan dan keahlian lain.
    Konsep /teori Pendidikan Belajar Sepanjang Hayat sehingga berbeda dengan dimensi pendidikan sekolah            adalah  sbb:                                                                                                                                                                   Asas pendidikan seumur  hidup itu merumuskan suatu asas bahwa pendidikan merupakan suatu proses kontinyu ,yang bermula sejak seseorang dilahirkan hingga meninggal,Proses pendidikan ini tidak hanya terbatas pada bangku sekolah ,tetapi juga mencakup bentuk-bentuk belajar secara informal baik yang berlangsung dalam keluarga ,dalam pekerjaan dan dalam kehidupan bermasyarakat.inilah yang membedakan konsep Pendidikan Seumur Hidup sehingga berbeda dengan pendidikan sekolah .Implikasi bag pengembangan pendidikan sekolah dan pendidikan yang di masyarakat adalah sebagai berikut .Implikasi di artikan sebagai akibat langsung  atau konsekuensi dari suatu keputusan ,tentang pelaksanaan pendidikan seumur hidup.
         Oleh karena itu ada beberapa hal yang perlu dihidupkan dalam proses pengembangan pendidikan sekolah (belajar mengajar) yakni :
    1.Perkembangan peserta didik,yaitu salah satu nilai mendasar dalam menumbuhkan perkembangan diri anak adalah rasa keperayaan diri.
    2.Kemandirian anak,yaitu kemampuan anak untuk menentukan diri,pendapat maupun penlaian atas diri dan realitas sosial harus dihargai
    3.Vitalis model hubungan demokrasi,yaitu yang diberlakukan dalam proses belajar mengajar bukan sikap otoriter ,yang menempatkan guru sebagai lawan dari guru,melainkan sikap partisipatif dan kooperatif.
    4.Vitalisasi jiwa eksploratif,dalam kerangka ini ,jiwa eksploratif sangatlah penting mendapat ruang gerak .Daya kritis anak,semangat mencari,menyelidiki dan meneliti perlu di tumbuhkan .Hal inilah sebagai basis lahirnya kreativitas
    5.Kebebasan.ada dua hal mengapa kebebasan di pelukan ,pertama:kebebasan merupakan hak asasi manusia yang mendasar ,artinya hak untuk bicara ,berkreasi merupakan bagian dari hak asasi manusia ,kedua :kebebasan merupakan syarat untuk perkembangan.Anak-anak yang selalu di kekang dengan sikap otoriter tidakmungkin akan bisa berkembang secara kritis,apalagi mampu berkreasi ,selain memiliki ketergantungan yang mutlak ‘
    6.Menghidupkan pengalaman anak pengalaman anak harus diperhatikan karena anak didik akan lebih tertarik dan mengikutkan hatinyadalam kegiatan belajar kalau apa yang di termanya terkait dengan dunia nyata.
    7,Keseimbangan pengembangan aspek personal dan sosial ;keseimbangan individualitas dan sosial akan melatih peserta didik untuk mampu bekerjasa dalam masyarakat,dan anak akan lebih terlatih untu k mampu membiasakan diri hidup dalam kompetisi yang sehat dengan semangat solider an saling menghargai .
    8.Kecerdasan emosional dan spiritual:kecerdasan anak perlu ditumbuh kembangkan dalam pembelajaran .Ini justru sangat penting karena kecerdasan emosi memungkinkan peserta didik mampu menumbuhkan sikap empati dan kepedulian ,kejujuran ,tenggang rasa ,pengertian dan integritas diri serta keterampilan sosial yang merupakan landasan bagi tumbuhnya kesadaran moral anak.                                                                                            
              Kalau kita mendengar kalimat sepanjang hayat artinya tidak akan pernah punah, atau tidak akan pernah pudar sepanjang waktu kecuali suatu zat, benuk itu mati. Begitu halnya juga dengan pendidikan, pendidikan tidak akan pernah punah atau pudar, bahkan terkadang ilmu atau materi yang didapat dari pendidikan biasanya bertambah dari zaman ke zaman seiring dengan kemajuaan teknologi. Mengapa pendidikan itu dapat dikatakan harta yang paling berharga sepanjang hayat?, karena pendidikan inilah yang akan anda ajarkan kepada setiap generasi masa depan anda, bahkan ilmu yang anda dapatkan di waktu dulu mungkin dapat  berbeda atau terjadi penambahan ilmu dengan generasi anda dimasa depan.
                Kalau kita ingin mendalami suatu ilmu atau suatu pendidikan maka sampai anda mati pun masih ada ilmu yang anda belum temui atau anda belum ketahui, bahkan ilmu atau suatu pendidikan dapat membawa kita kea rah yang lebih baik untuk masa depan kita dan masa depan generasi kita kelak nanti. Apalagi dizaman globalisasi ini orang yang tidak berpendidikan atau berilmu masih saja terus dipandang rendah dan ditertawakan, bagaimana orang yang hidup dimasa depan nanti?, sekarang anda dapat membayangkan 50 tahun kedepan atau beberapa ahun ke depan nasib anda apabila anda tidak berpendidikan. Janganlah kita jauh-jauh memberi contoh dilingkungan anda saja, mungkin anda berpendapa bahwa pendidikan itu tidak bermanfaat, tapi kelak anda butuhkan untuk masa depan anda, contoh kecil dilingkungan keluarga :
    Ibu yang tidak mengeyam pendidikan dimasa lalunya, dapat diperbudak atau dapa dibohongi oleh anaknya sendiri dalam masalah biaya atau pembayaran disekolah, yang tadinya pembayaran disekolah hanya Rp. 150.000 , anaknya minta ke ibunya Rp. 200.000, kalau ibu yang dapa mengerti atau memiliki pendidikan maka seorang ibu itu akan mengecek nya kesekolah, itu hanya contoh kecil di keluarga, bagaimana dengan di lingkungan luar, yakin dan percaya anda hanya dapat diam saat anda dihadapkan suatu masalah apabila anda tidak memiliki ilmu atau anda tidak berpendidikan maka itulah diperlukan adanya pendidikan, dan pendidikan iu digunakan sepanjang hayat kita.
                      







    BAB III
    PENUTUP
    1.     Kesimpulan
    Dari materi diatas dapat disimpulkan bahwa Hakikat Pendidikan adalah
    1.      Pendidikan merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbangan antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan pendidik.
    2.       Pendidikan merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi lingkungan yang   mengalami perubahan yang semakin pesat;
    3.      Pendidikan meningkatkan kualitas kehidupan pribadi dan masyarakat.
    4.       Pendidikan berlangsung seumur hidup, Pendidikan merupakan kiat dalam menerapkan prinsip-prinsip ilmu.

    Pendidikan sangat bermanfaat dikehidupan selanjutnya karena pendidikan dapat mengangakat harkat dan martabat seseorang, dan pendidikan tidak akan pernah pudar.
    2.     Saran/Kritik
    1.      Sebaiknya kita tidak hanya mendengar kata pendidikan, tapi kita harus mengetahui apa arti sebenarnya dari pendidikan, dan apa yang dimaksud dengan pendidikan.
    2.      Sebaiknya kita harus mengejar pendidikan, atau mempelajari suatu ilmu, karena pendidikan digunakan sepanjang hayat.











    DAFTAR PUSTAKA
    hhtp://ian43.wordpress.com/2010/10/18/hakikat-fungsi-dan-tujuan-pendidikan kewarganegaraan-di-sd/
    http://www.scribd.com/doc/39855518/Makalah -Pedidikan -Sepanjang- Hayat

    Leave a Reply

    Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

  • Copyright © - Setetes Ilmu

    Setetes Ilmu - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan