• Posted by : Chachacino Selasa, 15 November 2016



     Mentor : Resti Fidya Damayanti



    Pertanyaan :
    1.      Apa yang dapat diambil dari kisah nabi Ibrahim a.s? Jelaskan !
    2.      Dalam khasanah pribahasa indonesia telah dikenal secara luas pepatah yang mengatakan “mulutmu (lidahmu) adalah harimaumu”. Apa makna dari peribahasa tersebut dan apa yang kamu lakukan untuk menjaga mulut sebagai anugerah yang telah diberikan Allah kepada kamu? Jelaskan !
    3.      Pada jaman sekarang ketika melihat pergaulan remaja yang dengan entengnya mengumpat temannya. Namun mereka yang mengumpat dan yang diumpat sama-sama tidak ambil pusing,seakan sudah menjadi sesuatu yang lumrah dan tidak menjadi masalah. Betapa mirisnya menyaksikan generasi penerus bangsa yang demikian itu. Lalu dimanakah letak masalahnya? Lalu apa yang kamu lakukan untuk menjadi generasi bangsa yang memiliki berbudi pekerti baik? Jelaskan !
    4.      Allah menciptakan sesuatu selalu berpasangan-pasangan, seperti halnya otak dan hati. Seperti apa hubungan antara otak dan hati? Dan bagaimana peran kita sebagai pengendali otak dan hati agar tidak terjerumus ke dalam keburukan? Jelaskan!
    5.      Mengapa kamu solat? Apa manfaat sholat bagi kamu ? Jelaskan!





    Jawaban :

    5. Saya mendirikan salat karena salat merupakan salah satu rukun islam, dan juga perintah Allah yang mana fardhu ‘ain hukumnya bagi setiap muslimin dan muslimat yang sudah baligh. Bahkan anak-anak pun sedini mungkin sudah diajarkan untuk melaksanakan salat lima waktu agar terbiasa jika sudah dewasa. Karena tujuan manusia diturunkan ke muka bumi adalah untuk beribadah, maka salatlah sebagai sarana interaksi menghamba kepada sang khalik. Salat juga sebagai tiang agma, jika seorang muslim tidak mendirikan salat, maka pondasi agama nya pun kian lama akan pudar, dan pastinya lambat laun akan runtuh. Oleh karena itu, shalat lima waktu harus senantiasa didirikan dalam keadaan lapang maupun sempit, dalam keadaan sehat maupun sakit. Bahkan Allah memberikan keringanan dalam salat, apabila tak mampu berdiri, lakukan dalam posisi duduk, jika duduk tak mampu, lakukan dengan cara berbaring, bila berbaring pun tak mampu maka dengan hati mengucapnya.
    Manfaat melaksanakan salat bagi saya, karena salat memberikan ketentraman jiwa, salat mampu mendekatkan kita dengan Allah melalui sujud-sujud yang ada dalam rukun salat, salat mampu memberikan pancaran illahi bagi yang melaksanakannya, karena sebelum salat kita pun berwudhu untuk menyucikan diri kita dari hadast kecil, dengan berwudhu itu juga dibarengi dengan penyucian hati kita dari kedengkian dan berbagai keburukan lainnya yang bersemayam di hati. Karena Allah tidak mencintai sesuatu yang kotor, oleh karena itu diharapkan sebelum melakukan salat kita perlu melakukan penyucian luar dan dalam, guna bertemu dengan Allah dalam kondisi yang baik.

    4. Otak diibaratkan seperti listrik yang berwujud petir di langit, dan hati seperti bumi yang didalamnya terdapat medan magnet. Maka umpamanya listrik yang terkandung dalam petir menyambar-nyambar tak karuan, lalu bumi selaku medan magnet berperan sebagai penetralnya. Hal inilah yang di sinkronkan dengan otak dan hati yang ada dalam tiap tubuh manusia. Otak berada di kepala (diatas) = petir berada di langit (diatas), dan hati berada dibawahnya sebagaimana bumi ada di bawah langit. Oleh karena itu dikala otak kian meninggi keilmuannya, maka harus diiringi dengan kerendahan hati agar kesombongan tidak menyelubungi.
    Sebagai pengendali otak dan hati, kita perlu mensinkronisasi keduanya, agar segalanya seimbang. Jika hati tergoda untuk mencoba hal baru yang notabenenya menuju maksiat, maka disinilah otak berperan, kita sebagai makhluk yang sempurna, yang sengaja Allah berikan otak untuk berpikir hendaknya menggunakannya dengan baik. Kita tentu sudah dapat membedakan mana yang baik dan mana yang buruk untuk kita sendiri, juga apa dampaknya, walau hati memang tergoda untuk berbuat seperti itu, maka otaklah yang perlu disinkronisasikan, pertimbangkan bahwa perbuatan itu cenderung membawa kebaikan atau justru kemudharat-an. Jika otak telah mempertimbangkannya, mana yang baik untuk dilakukan dan mana yang harus ditinggalkan maka cegahlah diri untuk berbuat hal tersebut.

    3. Memang saya pun mengaku, saya juga termasuk ke dalam kriteria tersebut. Pada dasarnya remaja masa kini memiliki bahan candaan yang sebenarnya sudah kelewat batas wajar, sehingga ketika mengumpat satu sama lain justru dianggap sebagai cara mendekatkan diri satu sama lain. Menurut anak muda saat ini, jika satu sama lain masih saja cepat marah jika diumpat, atau menggubrisnya dengan serius maka mereka tidak akan menganggap satu sama lain sudah cukup dekat. Berbeda dengan mereka yang kesehariannya menuturkan sesuatu secara blak-blakan tanpa mempedulikan etika yang ada, dan satu sama lainnya menganggap hal tersebut sepele, barulah mampu dianggap cukup dekat.
    Yang salah dari fenomena ini ialah paradigma mereka, mereka menganggap umpatan-umpatan diluar batas itu hanya sebatas guyonan semata dan merek apun tak mau mengambil pusing hal tersebut, karena apabila mereka menyeriuskan “umpatan” yang dianggap sebagai guyonan tersebut maka pastilah dibilang “ah gak asik lo!” atau “baper banget sih, males deh gue jadinya”. Dan selanjutnya pasti orang tersebut dijauhi, atau tidak ditemani, karena cenderung berlebihan dalam berperasaan. Padahal justru omongan mereka lah yang sudah kelewat batas, dan mereka pun kerap tak pernah menyadarinya.
    Yang harus kita lakukan ialah senantiasa menjaga perasaan satu sama lain, karena setiap individu mempunyai penilaian dan tingkat ke-sensitifan yang berbeda . oleh sebab itu, kita haruslah mampu bersikap sewajar mungkin, sesuai batas koridor norma agama juga tata karma. Jangan sampai para generasi bangsa kian rusak hanya dengan perkataannya, kita harus mampu berbuat segala sesuatu dalam batas normal atau kewajaran, toh jika kita menyakiti hati sesorang, yang mendapat kerugian pun kita. Karena telah menyakiti perasaannya, dan lebih berbahaya lagi jika, yang tersakiti atau teraniaya tersebut berdoa yang tidak-tidak terhadap kita. Oleh karena itu marilah sebagai generasi penerus bangsa yang terdidik, yang memilik budi pekerti yang baik, menjaga izzah masing-masing, juga menjaga perasaan saudara nya satu sama lain
     

    Leave a Reply

    Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

  • Copyright © - Setetes Ilmu

    Setetes Ilmu - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan