- Home>
- Implementasi Nilai Pancasila di Tengah Problematika Mahasiswa Era Kini
Posted by : Chachacino
Selasa, 15 November 2016
Mahasiswa merupakan sebutan pelajar tingkat tinggi, Maha – siswa,
siswa yang sudah betul betul maha di mata publik. Sudah seyogyanya kita sebagai mahasiswa yang mengemban amanat bangsa
ini, memberikan tauladan yang baik. Namun kenyataannya banyak sekali diantara
mahasiswa-mahasiswa ini justru menunjukkan perilaku-perilaku yang asusila dan tak bermoral. Mahasiswa sebagai agent of
change ini pun menjadi tonggak peradaban generasi bangsa selanjutnya, karena
mahasiswa ini adalah pemuda. Pemuda itu sangat berarti, bahkan kata pemuda ini
pernah di agung-agung kan dalam pidato presiden pertama kita, bapak Soekarno.
Miris memang
keadaan yang diharapkan justru menjadi anomali di masa ini. Mahasiswa kini
terlibat aksi anarkis, mahasiswa sering tertangkap basah memakai narkotika,
minum-minuman bahkan aksi pembunuhan. Kita memang hidup di era yang dimana
lingkungan kita terlengkapi secara mumpuni, baik itu ilmu pengetahuan dan teknologinya, akses
berpergian yang mudah, hingga gaya hidup
yang kebarat-baratan pun telai sampai di tiap-tiap lini kehidupan kaum muda kita, mahasiswa.
Pengaruh
globalisasi yang berseliweran masuk saat ini hendaknya di filter dengan logis,
apakah sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia? Jika memang
bertolak belakang toh ditinggalkan saja. Janganlah jadi budak globalisasi yang
hanya manggut patut mengikuti arus global yang masuk. Sebagai mahasiswa
hendaknya kita dapat berpikir matang dan rasional bahwa kita pun memiliki
identitas yang menjadi ciri yang dapat membedakan bangsa Indonesia dengan
bangsa lainnya. Kita harusnya dapat memilah mana yang patut dan mana yang menyimpang.
Marilah kita
merenungkannya dengan seksama, kini bangsa Indonesia seperti kehilangan jati
dirinya, identitasnya. Bagaimana cara kita mengembalikan semua nya seperti semula,
sebagaimana kondisi yang diharapkan para pendiri negeri, pejuang kemerdekaan di
masa lampau. Jika kita berkaca, tentulah banyak nilai-nilai pancasila yang kita
tampik, yang kita singkirkan jauh-jauh dari kehidupan ini. Tentu saja kita
kehilangan identitas kita, ini semua karena perlahan tapi pasti kita memang
melupakan pancasila. Bagaimana mungkin seorang yang sudah memiliki kepribadian
yang khas yang
melekat dalam dirinya, justru
mengadaptsai kepribadian orang lain, analoginya seperti ini bukan? Tentu
saja hal ini akan menyebabkan carut marutnya lingkungan yang ada. Karena jati diri yang ada dalam dirinya
diabaikan dan mengimitasi jati diri orang lain.
Lalu
apa bentuk implementasi yang condong diterapkan bagi para mahasiswa? Tentulah
hal ini sangat mudah. Dengan berperilaku mengikuti norma-norma yang ada kita
mampu menjadi manusia yang bermoral kembali. Dengan menjauhkan diri dan
meninggalkan aksi-aksi anarkis yang telah menjamur di lingkungan kampus. Dengan
melakukan musyawarah guna memperoleh aspirasi yang nyata, yang disepakati
bersama. Dengan beroeganisasi dan dapat saling tolong menolong.
Contoh
konkritnya, ketika kampus tidak memberikan apa yang seharusnya kita dapat
(fasilitas memadai), hal pertama yang kita lakukan adalah mengumpulkan jajaran-jajaran
pengurus kampus beserta para ormawa lalu mendiskusikan nya dahulu, sehingga
ketika aspirasi-aspirasi yang dikemukakan saat itu terkumpul, kemudian buatlah
petisi untuk menegur hal tersebut. Kalaupun jalan ini tidaklah ditanggapi coba
lagi dengan jalan halus lainnya, dan jika beberapa jalan halus itu pun masih
diabaikan maka jalan terakhir yang diambil guna menyuarakannya adalah aksi,
namun dengan catatan aksi tersebut bermoral, tidak anarkis, tidak merusak
fasilitas-fasilitas sekitar, bahkan aksi yang melibatkan bakar-membakar barang
ataupun fasilitas umum.
Kita
sebagai mahasiswa, yang dikenal sebagai
kaum intelek seharusnya dapat merubah paradigma kita yang semakin lama semakin
tak tentu arah nya (jauh dari nilai pancasila), memang tidak dipungkiri bila
nilai pancasila di era kini kian lama kian terkikis seiring majunya
globalisasi. Namun kita, mahasiswa, tonggak generasi emas di masa mendatang,
agent of change yang sepatutnya menyisipkan tiap butir makna dari pancasila
tersebut dalam kehidupan sehari-hari juga berbangsa dan bernegara.
Mahasiswa
yang identik dengan ide-ide barunya diharapkan mampu menopang segala bentuk
persoalan yang terjadi di negeri ini, bukannya malah menambah persoalan baru.
Mari kita ambil contoh, saat Indonesia kini sedang mengalami pelemahan nilai
mata uang rupiah terhadap dollar (kiblat perekonomian dunia) seharusnya kita
mampu mengambil jalan tengah nya untuk solving persoalan ini. Misal, dengan
kita mencoba berwirausaha menciptakan inovasi dan membuat produk khas
Indonesia, tidak perlu muluk-muluk mengharapkan kesuksesan hingga kancah
internasional, kita mampu menbuat orang-orang melirik produk kita saja pun kita
sudah dapat membantu Indonesia dalam meningkatkan devisa Negara.
Ayo
kita bersama-sama mantap kan hati, ubah kebiasan buruk mahasiswa yang ada, coba
berinovasi dan berkreasi, dan perlahan mari tanamkan bulir-bulir kepancasila-an
dalam hidup kita.
Annisa Nino Rahman
2225150050
1B
/ Pendidikan Matematika