• Posted by : Chachacino Selasa, 15 November 2016


    Bukti korannya lihat disini. proof
    Di awal tahun 2016, tepatnya saat itu saya tengah menempuh semester 2 di jurusan pendidikan matematika, disitulah saya bertemu dengan sebuah mata kuliah bernama “Karya Tulis Ilmiah Matematika”. Kesan pertama saya ketika membaca cakupan mata kuliah tersebut ialah, “loh, baru di semester awal kok sudah disajika mata kuliah seperti ini?”. Seperti itulah tanggapan saya. Namun ketika saya memasuki pembelajaran ini, memang mata kuliah ini turut andil dalam membantu mahasiswa, saya khususnya seputar bagaimana baik dan benarnya penulisan jurnal. Di mata kuliah ini pun tak hanya mendapat ilmu baru seputar penulisan jurnal namun sebuah trik mudah dalam pengutipan hanya dengan sekali klik reference  dengan menggunakan aplikasi yang keren dan baru saya ketahui, ya aplikasi tersebut bernama mendeley. Kami secara intens per-minggunya diberikan kesempatan belajar bagaimana cara menulis jurnal dengan baik Walau sang dosen pun kerap disibukkan dengan agenda lain, kendati demikian,  dosen kami yang merupakan wakil dekan di FKIP di tengah kesibukannya, masih sempat memberikan tugas mingguan yang mana dengan tugas itu mendorong kami agar terus berlatih dalam menulis jurnal. Selepas project penulisan jurnal ini rampung, kami pun ditantang oleh beliau untuk menulis artikel yang nantinya akan diajukan ke media cetak local. Dimulai lah perjalanan penulisan artikel ini.
    Awalnya, saya sempat kebingungan untuk topik yang akan saya tuliskan dalam artikel saat itu. Namun ketika saya sempat melihat tweet Pak Anies Baswedan dalam media sosial Twiter via akun kemendikbud republik Indonesia


    disitulah saya tertarik untuk mengangkat topik Ujian Nasional dan terbesitlah dalam benak saya artikel dengan judul “Ujian Nasional Hanya Formalitas?”
                Saya pun terus merangkai kata guna memperoleh artikel yang baik dan diharapkan untuk lolos di media cetak local. Setiap minggunya, dimana diadakan pertemuan mata kuliah KTIM, kami terus menerus mendapatkan saran yang membangun dari dosen kami, untuk artikel kami. Akhirnya setiap minggunya kami memperbaiki artikel, menambahkan serta mengurangi, membaca banyak sumber berita terkait guna mencapai kesempurnaan dalam penulisan artikel ini.
                Kemudian, tibalah ujian akhir. Di detik itu, akhirnya pak Aan selaku dosen KTIM mempersilahkan kami menjalankan pembelajaran berbasis proyek tersebut, yaa kami dilepas untuk percaya diri mengirimkan karya kami ke media cetak lokal. Masing-masing dari kami, mungkin mengirimkan artikel pada media cetak yang sama, saya sendiri pun mengirim email yang ditujukan kepada 3 media cetak local.
                Kabar menggembirakan itu pun akhirnya tiba, artikel saya berhasil dimuat Koran lokal Kota Indramayu edisi senin 30 Mei 2016. Walau tidak berhasil tembus di Koran lokal provinsi sendiri, namun perasaan bangga yang menyelubungi hati saya pun tak tertandingi pula. Kemudian saya kabarkan orangtua saya, mereka pun terkejut mendengarnya.
                Yaa, sejak kecil saya memang suka menulis, tapi ini kali pertama tulisan saya dimuat di sebuah Koran. Prospek saya kedepannya, ialah mencoba pengajuan artikel saya selanjutnya di kancah nasional. Karena ternyata sekali mencoba hal ini, saya merasa ketagihan. Dan saya pun kembali menggandrungi dunia tulis menulis, setelah sebelumnya sempat vakum karena dahulu sempat ditolak oleh 2 penerbit saat mengirimkan karya yang niatnya akan dibukukan. Sekali lagi saya ucapkan terima kasih, karena selama 6 bulan terakhir, pak aan sudah mendorong kami untuk mencintai tulisan kami sendiri, dan juga rasa terima kasih ini saya ucapkan karena bapak telah membangkitkan gairah saya dalam menulis kembali.

    Leave a Reply

    Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

  • Copyright © - Setetes Ilmu

    Setetes Ilmu - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan