- Home>
- Pendekatan Kontekstual
Posted by : Chachacino
Selasa, 27 Desember 2016
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and
Learning/CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
meteri yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan nyata sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Hasil atau prestasi
belajar peserta didik tidak hanya dilihat dari tampilan kuantitatif, melainkan
dilihat dari sisi kualitas penguasaan dan aplikasinya dalam kehidupan yang
nyata. Dengan skema konseptual yang seperti itu, hasil pembelajaran bukan
sekedar wacana melangit, akan tetapi merupakan hal yang harus membumi dan lebih
bermakna bagi siswi.
CTL adalah salah satu strategi pembelajaran yang
dikembangkan oleh The Washington State Consortium for Contextual Teaching and
Learning, yang melibatkan 11 perguruan tinggi, 20 sekolah, dan lembaga-lembaga
yang bergerak di bidang pendidikan di Amerika Serikat. Salah satu kegiatan dari
konsorsium tersebut adalah melatih dan memberi kesempatan kepada para guru dari
enam propinsi di Indonesia untuk mempelajari pendekatan kontekstual di Amerika
Serikat (Priyatni,2002:1).
Pendekatan kontekstual (CTL) adalah konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan
melibatkan tujuhkomponen utama pembelajaran afektif, yaitu konstruktivisme,
bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian
yang sebenarnya(Nurhadi,2002:5).
Johnson (dalam Nurhadi, 2002:12) merumuskan pengertian CTL
sebagai suatu proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa melihat makna
dalam bahan pelajaran yang mereka pelajari dengan cara menghubungkannya dengan
konteks kehidupan sehari-hari, yaitu dengan konteks lingkungan pribadinya,
sosialnya, dan budayanya. Untuk mencapai tujuan tersebut, sistem CTL, akan
menuntun siswa ke semua komponen utama CTL, yaitu melakukan hubungan yang bermakna,
mengerjakan pekerjaan yang berarti, mengatur cara belajar sendiri, bekerja
sama, berpikir kritis dan kreatif, memelihara atau merawat pribadi siswa,
mencapai standar yang tinggi, dan menggunakan penilaian sebenarnya.
Pendekatan CTL menurut Suyanto (2003:2) merupakan suatu
pendekatan yang memungkinkan siswa untuk menguatkan, memperluas, dan menerapkan
pengetahuan dan keterampilan yang mereka peroleh dalam berbagai macam mata
pelajaran baik di sekolah maupun di luar sekolah. Dari beberapa pengertian di atas
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar pada
saat guru menghadirkan dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sehari-hari, sementara siswa memperoleh pengetahuan dan
keterampilan dari konteks yang terbatas, sedikit demi sedikit, dan dari proses
mengonstruksi sendiri, sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam
kehidupannya.
Menurut para penulis NWREL (Johnson, 2002:38), ada tujuh
atribut yang mencirikan konsep CTL yaitu kebermaknaan, penerapan ilmu, berpikir
tingkat tinggi, kurikulum yang digunakan harus standar, berfokus pada budaya,
keterlibatan siswa secara aktif, dan asesmen autentik.
Proyek yang dilakukan oleh Center on Education and Work at
the University of Wisconsin-Madison, yang disebut TEACHNET, mengeluarkan
pernyataan penting tentang CTL sebagai berikut: Pengajaran dan pembelajaran
kontekstual adalah suatu konsepsi belajar mengajar yang membantu guru menghubungkan
isi pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa membuat
hubungan-hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya dalam kehidupan siswa
sebagai anggota keluarga, anggota masyarakat, dan pekerja serta meminta
ketekunan belajar.