- Home>
- Perkembangan Bahasa Indonesia di Masa Pergerakan
Posted by : Chachacino
Rabu, 28 Desember 2016
Pada
masa pergerakan para pemuda-pemudi menggalang kongres pemuda Indonesia yang
menyatakan ikrar Sumpah
Pemuda tanggal 28 Oktober 1928 bahwa
bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan.
Setelah
Sumpah Pemuda, perkembangan Bahasa Indonesia tidak berjalan dengan mulus.
Belanda menganggap pengakuan Bahasa Indonesia sebagai kerikil tajam.
Dimunculkanlah ahli pendidik Belanda Dr. G.J. Niewenhuis dengan politik bahasa
kolonialnya. Pada masa ini banyak pemuda berlomba-lomba mempelajari bahasa
belanda bahkan ada yang meminta pengesahan agar diakui sebagai orang belanda
(terlukis dalam roman Salah Asuhan pada tokoh Hanafi karya Abdul Muis)
Sebaliknya
pada masa Jepang Bahasa Indonesia menjadi digalakkan kembali untuk memperlancar
tugas-tugas administrasi dan membantu tentara Dai Nippon melawan sekutu
(tentara Belanda)
Alasan
bahasa Melayu mudah diterima oleh masyarakat Nusantara sebagai bahasa
perhubungan antar pulau,
antar suku,
antar pedagang,
antar bangsa,
dan antar kerajaan
1.Bahasa
Melayu bersifat demokratis yaitu tidak mengenal tingkat tutur berdasarkan
status sosial masyarakatnya.
2.Bahasa
Melayu dipakai di mana-mana di wilayah Nusantara (lingua
franca) serta makin berkembang dan
bertambah kukuh keberadaannya.
3.Bahasa
Melayu yang dipakai di daerah di wilayah Nusantara dalam pertumbuhannya
dipengaruhi oleh corak budaya daerah.
4.Bahasa
Melayu mempunyai struktur yang sederhana
sehingga mudah untuk dipahami dan dipelajari serta bersifat dinamis yaitu mampu menyerap
kosakata dari berbagai bahasa, terutama dari bahasa Sanskerta, bahasa Persia,
bahasa Arab, dan bahasa-bahasa Eropa.
5.Adanya
semangat kebangsaan yang besar dari pemakai bahasa daerah lain untuk menerima
bahasa melayu sebagai bahasa persatuan
6.Adanya
semangat rela berkorban dari masyarakat Jawa demi tujuan mulia